Mahasiswa Alami Gejala Stres dalam Pelaksanaan Kuliah Online

Mahasiswa Alami Gejala Stres dalam Pelaksanaan Kuliah Online

Sumber gambar: headtopic.com

 

LPM Progress—Unindra telah menjalankan sistem perkuliahan online  kurang lebih satu bulan. Berdasarkan hasil dari kuesioner yang disebar oleh tim peneliti Litbang LPM Progress mengenai gejala stres yang dialami mahasiswa Unindra dalam pelaksanaan kuliah online, memperoleh tanggapan sekitar 7% dari 37.000 mahasiswa.


Kuesioner tersebut ditanggapi oleh 12 program studi dengan persentase berbeda. Tingkat gejala stres yang paling tinggi dialami mahasiswa semester 2 dengan persentase 33,9% kemudian disusul mahasiswa semester 6 dengan persentase 30,1% sementara semester 4 perolehan persentase 28,5% dan paling rendah 7,5% oleh semester akhir (semester 8). 


Berikut beberapa gejala yang mempengaruhi stres mahasiswa dalam pelaksanaan kuliah online, dari hasil kuesioner tersebut menyatakan bahwa :


•    92,9% perubahan sistem perkuliahan dari tatap muka menjadi kuliah online tidak efisien dan membuat mahasiswa merasa cemas akan kurangnya ilmu yang didapatkan pada suatu mata kuliah.

•    86% mahasiswa merasa kurang memahami saat diskusi dalam kuliah online, karena lebih rentan untuk terjadi kesalah pahaman baik dengan dosen ataupun antar mahasiswa.

•    88,9% tugas dengan pelaksanaan kuliah online lebih banyak dibandingkan kuliah tatap muka.

•    89,1% banyaknya tugas yang diberikan dalam jangka waktu yang singkat, dan ketidaksesuaian jadwal kuliah online membuat mahasiswa merasa tertekan dan malas untuk mengerjakan hal lain.

•    79,7%  ketika dosen memberikan info kuliah dadakan, kemudian memberikan tugas dengan waktu pengumpulan di hari yang sama membuat mahasiswa merasa kesal.

•    89,1%  bagi mahasiswa yang tidak menggunakan wifi di rumahnya, mereka membutuhkan kuota internet agar bisa mengikuti perkuliahan. Kebutuhan kuota yang lebih banyak tidak seimbang dengan pemasukan uang mahasiswa karena mereka tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya dan sebagian mahasiswa bergantung kepada orang tuanya untuk memperoleh uang jajan.

•    89% mahasiswa panik ketika sedang melakukan kuliah online terjadi kendala jaringan dan akses perkuliahan yang diikuti terputus,serta kuota internet habis secara tiba-tiba disebabkan aplikasi yang digunakan memakan banyak kuota.

•    81,3% mahasiswa tidak bisa mengendalikan emosionalnya saat mengerjakan banyak tugas dengan deadline yang mepet, serta konsentrasi yang kurang karena kondisi sedang di rumah sehingga mudah marah.

•    81,9% smartphone harus stand by agar tidak ketinggalan informasi, dengan penggunaan smartphone dan pengoperasian perangkat komputer yang berlebihan dalam pelaksanaan kuliah online membuat mahasiswa merasa pusing.

Gejala stres tersebut sesuai dengan ungkapan salah seorang mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia semester 4; reguler malam.

Gua ngerasain stres karena dosen suka ngasih tugas dadakan, deadlinenya mepet banget; penumpukan tugas. Gua jadi pusing enggak bisa fokus sama satu mata kuliah doang, bingung mau ngerjain tugas yang mana dulu dan harus stand by sama handphone terus, apalagi kuliah nya malam.” Ungkapnya.

“ Saya ngerasain stres sama tugas, baru aja ngirim tugas pas malamnya, besoknya udah dikasih tugas baru lagi sama dosennya. Keberatan juga karena kuota cepet banget habisnya, apalagi pake aplikasi Zoom.” Ungkap Laras seorang mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris semester 2.

Stres memang sangat rentan dialami seorang mahasiswa karena adanya pengaruh yang membuat dirinya merasa tertekan dan ketidaknyamanan pada dirinya.

 

 

Penulis: Felia Nevitasari

Editor   : Winda