Peran Orang Tua Meningkatkan Edukasi Seks, pada Anak Usia Dini

Peran Orang Tua Meningkatkan Edukasi Seks, pada Anak Usia Dini

Sumber gambar: Freepik.com

 

 

LPM Progress – Pendidikan seks masih dianggap tabu oleh banyak masyarakat, minimnya edukasi mengenai pendidikan seks menyebabkan banyaknya kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan masyarakat. Tidak hanya itu, banyaknya kasus pelecehan seksual terhadap lawan jenis juga marak terjadi, baik dari kalangan anak kecil ataupun orang dewasa. Edukasi mengenai pendidikan seks menjadi sangat penting mengingat maraknya kasus tindakan kekerasan seksual, pelecehan, ataupun seks bebas.

Dilansir dari laman CNN Indonesia, kasus kekerasan seksual anak pada tahun 2022 mencapai 9.588 kasus. Jumlah tersebut terus mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, yakni 4.162 kasus. Namun, masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa pendidikan seks tidak dibutuhkan, sehingga enggan untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya pendidikan seks.

Pendidikan seks merupakan pembelajaran penting yang harus disiapkan kepada anak untuk mencegah perilaku seksual yang berbahaya, dengan membekali pengetahuan tersebut kepada anak-anak atau remaja agar tidak menjadi pelaku kekerasan ataupun korban kekerasan. Menurut Psikolog Ohana Space, Veronica Adesla, pendidikan seks berarti kita membicarakan atau mempersiapkan anak-anak juga remaja untuk kemudian memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma, sesuai dengan hal yang mendukung kesehatan mental mereka. Oleh karena itu, pendidikan seks secara khusus mempersiapkan remaja untuk mengembangkan sikap dan perilaku yang sehat.

Veronica juga berpendapat, bahwa dalam mempersiapkannya, anak perlu memahami makna gender, seksualitas dan perubahan sikap seperti masa pubertas, serta perubahan yang dialaminya, khususnya pada masa remaja. Pada saat yang sama, untuk mempersiapkan anak kecil memahami gender, orang tua dapat mengajari anak tentang kesadaran gender dan perbedaan antar jenis kelamin karena hal ini merupakan pendidikan dasar yang dapat diterapkan khususnya pada anak usia dini.

Pendidikan seks dapat diajarkan kepada anak dari umur 5 tahun, tidak hanya terbatas pada anak umur 12 atau 13 tahun. Saat anak berusia 5-8 tahun, orang tua dapat menyampaikan pemahaman seks mengenai perbedaan jenis kelamin. Kemudian, ketika anak memasuki usia 12 tahun, orang tua harus banyak membiasakan komunikasi kepada anak mengenai hal yang terjadi semasa pubertas. Tentunya peran orang tua merupakan peran yang penting bagi anak untuk mengenali pendidikan seks.

Meskipun pendidikan seks merupakan suatu hal yang tabu di masyarakat, hal itu terjadi dikarenakan banyak orang tua yang masih malu membicarakan, kurangnya pengetahuan mengenai pendidikan seks, dan kebingungan mengajarkan yang tepat sesuai dengan usia anak.

“Orang tua juga perlu dibekali, sih. Jadi, tidak bingung apa yang anak boleh tahu sesuai dengan usianya, dan apa yang sebaiknya belum boleh diketahui karena memang usianya belum cukup. Dalam hal ini, kemampuan orangtua dalam mengajarkan kepada anaknya perlu ditingkatkan,” ujar Veronica ketika diwawancarai melalui Zoom Meeting (29/07).

Bagi Veronica, anak perlu dibekali mengenai pemahaman pendidikan seks. Tujuannya bukan hanya untuk mencegah, tetapi juga meningkatkan kemampuan anak untuk memperlakukan semua gender dengan adil, memperhatikan hak asasi manusia, dan juga mengajarkan hal mengenai kekerasan, serta bullying yang merupakan perilaku tidak baik untuk dilakukan oleh anak.

“Anak perlu juga diberitahu siapa yang dapat dipercaya. Kemudian, jika ada orang yang memaksanya untuk melakukan sesuatu atau menyakitinya, anak perlu mendapatkan edukasi bagaimana mengatakan “tidak” terhadap pemaksaan ataupun hal yang melanggar batasan privasinya,” ujar Veronica.

Harapan Veronica, melalui pendidikan seks tidak terjadi pemahaman yang menyimpang terkait dengan informasi-informasi yang perlu anak-anak dapatkan, dan juga keterampilan-keterampilan yang perlu anak bangun menyangkut dengan pertumbuhan dan perkembangan mereka.  

Veronica menambahkan, bahwa pada akhirnya pendidikan seks ini anak dapat membangun kesejahteraan diri yang baik, sikap, dan perilaku sehat yang bisa mencegah terjadinya perilaku tidak sesuai.

 

Wartawan: Eka Pramudita

Penulis: Faza Putri

Editor: Ariqah Fahira