Aksi Solidaritas Rakyat Indonesia untuk Palestina: Tuntut Responsitibility to Protect dari Amerika Serikat
Sumber gambar: Dok/LPM Progress
LPM Progress - Kamis (9/10), telah berlangsung aksi Solidaritas Rakyat Indonesia untuk Rakyat Palestina di depan Gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta. Aksi ini dihadiri oleh Forum Aktivis Perempuan Muda Indonesia (FAMM), Rumah Kita Bersama (Rumah KitaB), Rahima, Fahmina, Perhimpunan Jiwa Sehat, dan lain-lain.
Aksi tersebut diawali dengan menyerukan kalimat, "Free Palestina dan Stop Genosida Sekarang Juga!" lalu dilanjutkan dengan orasi-orasi dari Jaringan Advokasi Nasional Pekerja Rumah Tangga (JALA PRT) dan Asosiasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) pada pukul 14.00 WIB.
Nadine Sherani Salsabila dari Divisi Advokasi Internasional Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), menyatakan jika yang menginisiasi kegiatan aksi ini adalah dari Perempuan Mahadika, yakni Ika Mutiara.
Selanjutnya, Nadine juga memaparkan tujuan dari terselenggaranya kegiatan aksi ini, yaitu untuk mengingatkan kembali kekejaman Israel terhadap masyarakat sipil di Palestina.
"Yang pertama, kami ingin mengingatkan dunia tentang kenyataan bahwa lebih dari 10.000 jiwa telah meninggal sejak tanggal 7 November lalu di Palestina menurut data yang mereka terima dari Kementerian Kesehatan Gaza. Namun, mereka merasa bahwa angka kematian ini belum cukup untuk memberikan efek jera dan mendorong resolusi yang kuat dari lembaga internasional, seperti PBB yang gagal mengeluarkan resolusi gencatan senjata," papar Nadine.
Lebih lanjut, Nadine juga menjelaskan alasan memilih Gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat sebagai lokasi aksi. Negara adikuasa tersebut sepatutnya menggunakan Responsitibility to Protect (R2P) untuk melindungi para korban di Palestina.
"Tapi sayangnya, mereka (Amerika Serikat) melabelkan nama terorisme pada Palestina dan mengesampingkan bahwa terdapat banyak sekali mereka-mereka yang tidak bersalah dan bahkan tidak menjadi aktor yang terlibat dalam hukum internasional dalam peperangan dan menutup fakta tersebut dan tetap mendukung Israel," lanjut Nadine.
Saat aksi berlangsung, terdapat juga aksi simbolis, yakni menaburkan bunga pada kertas-kertas yang tertulis seluruh nama korban yang meninggal di Palestina akibat kekejaman Israel.
Nadine menuturkan, jika aksi solidaritas ini tidak ditindaklanjuti, maka aksi ini akan terus digelar.
"Kita akan terus memonitor juga seperti jumlah korban dan juga berbagai aksi yang diserukan oleh Israel kepada Palestina, misalkan kemarin menggunakan fosfor putih pada masyarakat Palestina. Kita juga akan berupaya untuk menggandeng lebih banyak lagi organisasi masyarakat sipil internasional yang bisa mendekatkan kepada entitas internasional yang sifatnya seperti PBB dan Mahkamah Internasional," ungkap Nadine.
Terakhir, Nadine berharap jika dengan diselenggarakannya aksi ini, akan ada seruan yang lebih masif lagi, tidak hanya di Indonesia saja.
Wartawan; Ainur Rofiqoh
Penulis: Dea Pitriani
Editor: Alfat Tanjung