Perguruan Tinggi Diizinkan Terapkan PTM Mulai Juli 2021, Apa Kata Unindra?
Foto: Rektor Unindra, Sumaryoto saat ditemui di kantornya pada Rabu (17/03). Dok/LPMProgress/GangsiSuciRahayu
LPM Progress — Mengutip dari cnnindonesia.com, Sabtu (06/03), Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dikjen Dikti Kemendikbud), Paristiyanti Nurwardani, mengumumkan bahwa perguruan tinggi diperbolehkan kembali melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) mulai Juli 2021, setelah dosen dan mahasiswa mendapat vaksinasi Covid-19 yang berlangsung pada Maret–Juni mendatang.
Perguruan tinggi diizinkan dibuka kembali dengan menerapkan Protokol Kesehatan 5M, mendapat ijin dari Satuan Tugas (Satgas) Covid-19, dan menerapkan SKB (Surat Keputusan Bersama) PTM yang kini tengah disiapkan antar menteri terkait vaksinasi untuk mahasiswa, dosen, tenaga pendidik, dan pegawai kementerian.
Paris juga menjelaskan bahwa keputusan membuka kampus dan melakukan kegiatan PTM akan bergantung pada keputusan masing-masing perguruan tinggi.
Lalu, pada cnnindonesia.com, Minggu (07/03), Paris menyebutkan PTM akan dilaksakan secara terbatas pada masa transisi, yaitu hanya berlaku untuk mahasiswa yang sedang menjalankan praktik kompetensi dan finalisasi tugas akhir saja.
Menanggapi hal ini, Rektor Universitas Indraprasta PGRI (Unindra), Sumaryoto, mengatakan bahwa rencananya Unindra akan memulai kegiatan PTM kembali mulai tahun depan. Sumaryoto khawatir jika kegiatan PTM dilaksanakan mulai Juli 2021 akan memunculkan klaster penularan Covid-19 di Unindra. Ia juga menyampaikan bahwa tidak ada yang menjamin dosen dan mahasiswa yang sudah mendapat vaksinasi tidak akan terpapar virus corona.
Di samping itu, kegiatan pembelajaran luar jaringan (luring) yang rencananya dimulai tahun depan, menurut Sumaryoto, Unindra akan memiliki waktu lebih banyak untuk melihat pergerakan angka penularan Covid-19 di Indonesia sehingga bisa lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan.
“Saya lebih cenderung untuk perguruan tinggi itu lebih baik menunggu (untuk dibuka) tahun depan (2022), jadi selain vaksinasi sudah selesai, kita (Unindra) juga bisa melihat pergerakan yang terdampak dan terpapar (virus corona),” ujar Sumaryoto saat ditemui di kantornya, Rabu (17/03).
Ke depannya, kegiatan pembelajaran yang akan diterapkan oleh Unindra adalah kegiatan pembelajaran yang menggabungkan sistem tatap muka dan sistem online. Untuk sistem tatap muka, Unindra akan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat, yaitu: mewajibkan seluruh warga kampus memakai masker dan menjaga jarak; menyediakan cairan sanitasi tangan di beberapa titik; serta membatasi jumlah mahasiswa di setiap kelas.
“Jika jumlahnya peserta (mahasiswa) ada 40, maka dibatasi jadi 20, kan 50 persen,” imbuh Sumaryoto.
Di akhir wawancara, Sumaryoto menyampaikan walaupun Kemendikbud khususnya Dikti sudah setuju dengan dibukanya perguruan tinggi atau kampus pada Juli 2021, sementara Gubernur DKI Jakarta belum mengatakan setuju atau tidaknya, hal itu dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perguruan tinggi dalam mengambil keputusan untuk meminimalisir risiko yang telah disebutkan di atas. Adapun pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kampus juga membutuhkan kesepakatan dan persetujuan antara mahasiswa, dosen, serta orang tua dari mahasiswa.
Reporter: Gangsi Suci Rahayu
Penulis: Fadia Aulia
Editor: Isnawati