Sejalan dengan Pedoman Ditjen Dikti, Unindra Tetap Menggunakan Hybrid Learning pada Semester Depan
Sumber gambar: Dok/LPM Progress/Naptalia
LPM Progress - Sejak awal tahun 2020, Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) menggunakan sistem pembelajaran secara daring dan bukan luring. Meskipun demikian, pada tahun 2022 semester ganjil Unindra telah menerapkan sistem hybrid learning yang mana pendekatannya menggunakan gabungan daring dan luring.
Pada semester genap tahun 2023, Unindra akan tetap menggunakan pendekatan hybird learning dikarenakan Unindra tetap ingin sejalan dengan pedoman Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). Penerapan pendekatan hybird learning ini menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi. Maka dari itu, pada semester genap akan lebih banyak menggunakan sistem luring.
“Intinya setelah Covid reda, mulai digabung makanya muncul istilah hybrid. Hybrid ini juga tergantung kebutuhan, tentu tidak semua jurusan itu sama. Dalam praktiknya, dia harus banyak luring untuk eksak dan noneksak juga. Untuk semester depan sekarang akan lebih banyak luring. Intinya sesuai kebutuhan dan kondisi,” jelas Sumaryoto selaku Rektor Unindra saat diwawancarai di ruangannya (02/2).
Irwan Agus selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan juga mengatakan untuk semester depan Unindra masih menggunakan sistem pembelajaran secara hybrid, hanya saja kuantitasnya yang akan berubah.
“Untuk mata kuliah yang berhubungan langsung dengan fisik dan bersinggungan langsung, tentunya akan kami lakukan secara luring. Seperti praktikum atau simulasi. Dalam hal ini kami masih mengevaluasi, tapi kami sudah menargetkan kemungkinan berlaku 50% luring dan 50% daring. Tiga sebelum UTS dan tiga sebelum UAS,” ujar Irwan Agus saat diwawancarai di ruangannya (01/2).
Menurut Irwan Agus, efektivitas pembelajaran menjadi lebih baik karena di sinilah kesempatan mahasiswa untuk menemukan sesuatu yang berharga untuk dieksplorasi sendiri. Meskipun demikian, banyak mahasiswa yang mengeluh kurang efektifnya ujian secara luring karena pembelajaran lebih banyak dilakukan secara daring. "Kita akan tambahkan kuantitinya, hasil evaluasi saya demikian. Karena masih Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) masa transisi tentunya ini menjadi masukan untuk kita dan kita kaji. Nah, nanti tidak membedakan eksak dan noneksak," ucap Irwan Agus.
Berbeda dengan penerapan ujian semester ganjil kemarin yang dilakukan secara luring untuk mata kuliah eksak saja, sistem ujian semester genap berikutnya Unindra merencanakan Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS) dan Ujian Pengendalian Mutu (UPM) dilakukan secara luring untuk mata kuliah eksak dan noneksak.
Kemudian untuk kelanjutan sistem pembelajaran semester selanjutnya, Unindra tidak akan menghapus sistem digital. Menurut Irwan Agus, semua perguruan tinggi melakukan proses yang terbaik dalam pembelajaran. Proses pembelajaran yang akan datang sudah dipastikan bahwa Unindra tidak akan meninggalkan sistem digitalisasinya. Inovasi dan kreativitas yang tidak timbul akan mengubah konsep belajar yang berpusat pada mahasiswa dan bukan berpusat pada dosen.
Wartawan : Wahid Abid
Penulis : Yarra Mutiara Imani
Editor: Hea Utriani