Aksi Bela Palestina: Desak AS Hentikan Dukungan Genosida

Aksi Bela Palestina: Desak AS Hentikan Dukungan Genosida

Sumber gambar: Dok/LPM Progress/Egi Diva Putra

 

 

LPM Progress – Sabtu (08/06), telah berlangsung “Aksi Akbar Bela Palestina: HENTIKAN GENOSIDA MUSLIM PALESTINA” dengan melakukan long march dari Patung Kuda sampai di depan Kedutaan besar Amerika Serikat (AS). Aksi ini diselenggarakan oleh Aliansi Ormas Muslim Indonesia (AOMI) dengan tujuan mendesak agar AS untuk menghentikan dukungan mereka pada Israel yang hingga saat ini masih terus melakukan invasi kepada Palestina.

Peserta aksi ini berasal dari berbagai daerah yang memenuhi area Patung Kuda dengan mengenakan berbagai macam atribut dan juga membawa spanduk-spanduk yang bertuliskan dukungan untuk kebebasan rakyat Palestina serta membawa bendera hitam dan putih bertuliskan kalimat syahadat. Aksi ini membawa tuntutan agar Indonesia tidak hanya memberikan bantuan seperti pakaian, makanan dan minuman saja, tetapi juga dalam bidang militer. Massa yang hadir juga meminta untuk Indonesia menurunkan pasukan perdamaian di wilayah Palestina. 

Lina, salah satu massa aksi menyatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk solidaritas, simpati, dan empati terhadap masyarakat Palestina yang sampai saat ini masih mengalami genosida oleh Israel. Lina juga merasa sangat prihatin atas genosida Israel terhadap Palestina, yang menyebabkan ribuan nyawa melayang khususnya anak-anak yang tidak bersalah. Dalam aksi ini pun menuntut untuk negara-negara yang memberi dukungan pada Israel agar segera menghentikan dukungan mereka. 

Chandra Purna Irawan selaku Juru bicara AOMI sekaligus ketua dari lembaga bantuan hukum pelita umat, mengatakan jika negara Indonesia tidak bisa hanya diam saja. Meskipun Indonesia merupakan negara netral, hukum internasional tidaklah berlaku pada negara besar seperti AS. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak mengirimkan bantuan militer perdamaian ke Palestina.

“Indonesia jangan harus terus sembunyi dibalik kata netral, memang jika kita melihat ada orang ditikam di depan kita, kita hanya diam saja karena kita netral? Makanya Indonesia juga harus bisa mengirim militer kita untuk membantu kemerdekaan dari Palestina,” ucap Chandra.

Chandra juga menambahkan bahwa kedepannya masih belum ada rencana untuk melaksanakan aksi lagi. Namun, terdapat langkah-langkah praktis yang dilakukan seperti mendatangkan kedutaan besar Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) ke Jakarta lalu mengundang kedutaan negara-negara yang ada di Jakarta. Sejauh ini, sudah ada 7 negara yang berhasil didatangkan dan mengajukan gugatan kepada pengadilan internasional dan telah mendapat jawaban. Namun, untuk hal itu akan di infokan lebih lanjut nantinya.

“Saya juga sangat berterima kasih kepada para mahasiswa di Amerika yang turut menyerukan pembelaan mereka terhadap konflik kemanusiaan yang sedang terjadi di Palestina,” tambah Chandra.

Para massa aksi turut mendesak negara Mesir dan Yordania untuk membuka pintu perbatasan Rafah, agar mempermudah akses bantuan kemanusiaan memasuki Gaza hingga memberikan tempat pengungsian pada warga Palestina. Massa aksi juga mengajak masyarakat Indonesia untuk terus memberikan dukungan moral, material, dan spiritual kepada rakyat Palestina. 

Pada pukul 11:30 siang, ribuan massa aksi yang sedari pagi telah melakukan aksi pembelaan mereka di depan gedung kedutaan besar AS mulai membubarkan diri. Sembari berjalan kembali menuju kawasan patung kuda, teriakan-teriakan dukungan kepada Palestina masih terus terdengar. Mereka meminta agar genosida yang terjadi di Palestina segera dihentikan, termasuk menghentikan segala macam bentuk panjajahan di Palestina.

 

 

Wartawan: Farhan Jiddan

Penulis: Edi Satria

Editor: Rahma Alawiyah