Melanjutkan Aksi 1 April lalu, Aliansi Mahasiswa Kembali Turun ke Jalan

Melanjutkan Aksi 1 April lalu, Aliansi Mahasiswa Kembali Turun ke Jalan

Sumber gambar: Dok/LPM Progress/Danil Dwi Saputra

 

LPM Progress – Kamis (21/04), Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi di depan Patung Kuda Arjuna Wiwaha. Jumlah peserta aksi kali ini lebih banyak dua kali lipat dari aksi 1 April kemarin.

Peserta yang terdiri dari 17 sampai 20 kampus ini membawa 7 tuntutan. Pertama, tindak tegas para penjahat konstitusi dan tolak wacana perpanjang masa jabatan presiden. Kedua, turunkan harga kebutuhan pokok dan aksi ketimpangan ekonomi. Ketiga, menindak tegas segala tindakan represif terhadap masyarakat sipil dengan mekanisme yang ketat dan diskriminatif. Keempat, wujudkan pendidikan ilmiah, gratis, dan demokratis. Kelima, sahkan RUU pro rakyat, tolak RUU pro oligarki. Keenam, wujudkan reforma agraria sejati. Ketujuh, tuntaskan seluruh pelanggaran HAM.

Tujuh tuntutan tersebut merupakan perasan dari sembilan tuntutan yang sudah dibahas pada Kongres yang bertepatan pada tanggal 18 April 2022.

Aksi ini akan terus berlanjut setelah lebaran, Dayat selaku koordinator lapangan mengatakan, “Kemungkinan ada beberapa momentum, salah satunya May Day dan tanggal 12 Mei yang diperingati sebagai Hari Reformasi Nasional. Kami akan terus mengawal dan membersamai gerakan-gerakan regional ataupun nasional yang memang merupakan simbol dari ekspresi kemarahan dan kekesalan masyarakat terhadap para penguasa.”

Kendati demikian, Dayat menambahkan keterangan, bahwa sehari sebelum aksi ini dilangsungkan akun WhatsApp 12 orang dari grup aliansi mahasiswa diretas dan tidak bisa diakses. Salah satu di antaranya akun WhatsApp milik Korwil BEM SI.

Aksi penggembosan akan aksi hari ini tidak hanya sampai di situ. Selain akun yang diretas, ada 22 laporan mengenai poster penolakan aksi hari ini yang dibagikan melalui grup-grup WhatsApp. Dayat menuturkan, “Ada 2 poster yang dikirimkan ke kami secara serentak, di mana poster itu berbentuk provokatif.”

 

Penulis             : Valensiya

Reporter           : Danil Dwi Saputra

Editor               : Mei Setyaningrum