Praktikum Daring, Mahasiswa Tetap Bayar
Sumber foto: unsplash.com
LPM Progress — Kegiatan perkuliahan semester genap tahun ajaran 2020/2021 Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) masih akan diterapkan dengan sistem perkuliahan jarak jauh atau disebut daring. Mengingat bulan Februari lalu, angka kasus positif Covid-19 di Indonesia menembus 1 juta kasus dan wilayah DKI Jakarta termasuk ke dalam kategori zona merah.
Hal ini ditegaskan oleh Irwan Agus, selaku Wakil Rektor Akademik, yang mengatakan pihak kampus tidak menginginkan Unindra menjadi klaster penyebaran Covid-19.
“Mengingat mahasiswa di Unindra itu cukup banyak,” ujarnya, saat ditemui di kantornya, Selasa (2/3/2021).
Irwan Agus juga menegaskan mata kuliah praktikum akan turut dilakukan secara daring. Dengan pemberian teori oleh dosen melalui platform komunikasi dan Youtube. Yang kemudian, mahasiswanya disuruh untuk mempraktikkan teori secara mandiri di rumah.
Padahal sebelumnya, Agus pernah berjanji bahwa pelaksanaan mata kuliah praktikum akan dilakukan tatap muka pada bulan Januari – Februari.
Baca juga: Simpang Siur Pelaksanaan Mata Kuliah Praktikum di Tengah Pandemi
Sementara, sebelum adanya kepastian mengenai pelaksanaan mata kuliah praktikum dari rektorat, beberapa dosen di Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (FTIK) sudah lebih dulu menerapkan perkuliahan praktikum secara daring, selama pandemi virus corona.
Seperti yang dilakukan Nur Arifiya, dosen Teknik Industri ini mengajar mata kuliah Statistika Industri 2. Ia memberikan materi kuliahnya melalui asisten laboratorium (Aslab) dengan menggunakan aplikasi Zoom Meeting atau Google Meet.
Hal senada juga dilakukan oleh Rahmat Rejoni, dosen Arsitektur ini mengajar mata kuliah Studio Perancangan dan Komputer Arsitektur. Ia memberikan materi melalui aplikasi Zoom Meeting. Kemudian, ia juga mengarahkan mahasiswanya untuk menggambar di rumahnya masing-masing. Saat kondisi normal mata kuliah ini dilakukan di studio.
Rejoni biasanya mengunggah video materi di akun Youtube-nya, kemudian mahasiswa diminta untuk menonton dan menggambar di rumah.
Walaupun mata kuliah praktikum tidak bisa dilakukan secara luring, mahasiswa tetap diwajibkan membayar uang praktikum. Ketika ditanyai mengapa tetap bayar, sementara mahasiswa tidak menggunakan laboratorium, Irwan Agus berdalih hal tersebut bukanlah wewenangnya. Ranahnya hanya menyuruh mahasiswa bayar, meski praktikum berjalan online.
“Namun, pihak kampus tetap memberikan keringanan kepada mahasiswa untuk membayar uang praktikum,” ujar Irwan Agus.
Keringanan tersebut berupa pembayaran yang dapat dicicil, tidak sekaligus dibayar di awal semester. Ia menyebutkan uang tersebut digunakan untuk memperbaiki lab, biaya penambahan alat lab, dan sebagai inventaris atau pengembangan kampus.
Sementara, dalam pemberitaan LPM Progress tanggal 22 Oktober 2020, Heru Sriyono, Wakil Rektor bidang Administrasi Umum yang mengurusi pembayaran mahasiswa, menjanjikan bila mata kuliah praktikum dilaksanakan secara daring, maka ia akan mengupayakan mahasiswa tidak membayar biaya praktikum lagi.
Namun, ketika tim LPM Progress menghubungi Heru Sriyono melalui WhatsApp untuk mengajukan permintaan wawancara kepadanya, ia menolaknya. Justru ia menyarankan tim LPM Progress untuk mewawancarai Irwan Agus dan Taufik.
“Sebaiknya, akan lebih tepat dengan Bapak Dr. Irwan Agus (Wakil Rektor I) atau Bapak Dr. Taufik (Staf Ahli Lembaga Penjaminan Mutu),” tulisanya melalui pesan WhatsApp.
Reporter: Ade Yusuf Surandi, Ravena Fransiska
Penulis: Achmad Rizki Muazam
Editor: Isnawati