Pemuda desa menuju Internasional
Pemuda desa menuju Internasional
Pemuda desa menuju Internasional
Pemuda desa menuju Internasional

Pemuda desa menuju Internasional

Nur Maliki mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris, semester 8 adalah seorang pemuda asal Pekalongan, Jawa tengah, yang gigih dan pekerja keras. Ia awalnya masuk Universitas Indraprasta PGRI (UNINDRA) karena tidak lolos daftar di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Di Jakarta, ia tinggal bersama abangnya. Kehidupan sehari-harinya sama dengan mahasiswa lain, yaitu belajar dan kuliah. Namun ada sedikit yang membedakan kehidupannya dengan mahasiswa lain. Disela-sela kesibukan kuliah, ia masih menyempatkan untuk berorganisasi di kampus dengan mengikuti Unit Aktivitas Mahasiswa (UNITAS).

 

Selain itu Maliki juga bekerja mencari duit untuk membiayai hidupnya. Ia mengajar bimbingan belajar dan private bahasa inggris. Maliki mendatangi rumah muridnya satu persatu untuk mengajar private, dalam mengajar Maliki tidak hanya sebatas ngajar anak kecil atau yang masih sekolah saja tapi bapak-bapak TNI sekali pun ia ajarkan bahasa Inggris.

 

Dengan segala kerja keras, semangat dan kemauannya, Maliki mencoba peruntungan dengan mengikuti program pertukaran pelajar ke luar negeri. Agar bisa ikut program tersebut Maliki harus mengikuti tahap seleksi terlebih dahulu. Tahap pertama dari seleksi adalah mengisi beberapa pertanyaan dan menulis essai, lalu masuk pada tahap ke dua yaitu wawancara sampai tiga kali dan pada akhirnya Maliki lolos tahap seleksi. Ia berhasil lolos dari tiga belas orang yang berhak untuk ikut program Indonesia Youth Teacher Exchange Program di Thailand pada tanggal
15 September - 9 Oktober 2018 dan Volunteering International Care and Education Vietnam di Hanoi, Vietnam pada tanggal 22 Februari - 5 Maret 2019.


Di Thailand, Maliki mengajar anak-anak di sekolah sana, dan di Vietnam ia mengajar kursus bahasa Inggris. Selain mengajar ia juga turut mengenalkan budaya Indonesia, seperti bahasa Indonesia, lagu daerah, pakaian dan tarian adat Indonesia. Selama berada di luar negeri akomodasi dan transportasi ditanggung oleh penyelenggara, pihak kampus UNINDRA dan sebagian uang pribadi. Bagi maliki "pengalaman adalah guru terbaik," hal ini lah yang membuat dirinya mau bersusah payah agar bisa ikut pertukaran pelajar ke luar negeri.

 

"Pengalaman itu tidak kita temui di kampus, di Kampus kita hanya duduk dan mendengarkan di kelas" ujar maliki saat diwawancarai via telepon.

 

Ia ingin menorehkan beberapa pengalaman yang nantinya bisa dia ceritakan di dalam kelas ketika menjadi seorang guru nanti. Kunci sukses Maliki ialah Yakin, niat, kerja keras, berdoa dan minta restu orang tua. Bagi Maliki latar belakang seorang bukan suatu masalah penghambat untuk berprestasi dan berkembang, walaupun berasal dari universitas swasta tapi ia mampu membuktikan bersaing dengan mahasiswa lain.

 

"Meskipun saya berasal dari kampus swasta tapi bisa ikut event Internasional" ujar maliki.

 

Terakhir, Maliki berpesan kepada teman-teman mahasiswa "Sebagai Pemuda. Jangan takut untuk mencoba hal baru." Banyak peluang-peluang kegiatan untuk membangun karakter seorang mahasiswa, open your eyes, be brave to out of your box."