Mengintip Sejarah Penamaan Lubang Buaya

Mengintip Sejarah Penamaan Lubang Buaya

Sumber foto: mapio.net

 

LPM Progress — Nama Lubang Buaya sering kali disangkut pautkan dengan peristiwa kelam G30S/PKI yang terjadi pada tahun 1965. Sejarah ini menyisakan kisah tragis pembunuhan 7 jenderal yang mayatnya kemudian dibuang ke dalam sebuah sumur berdiameter 75 cm, di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Berdasarkan cerita masyarakat setempat, nama Lubang Buaya sendiri sudah dikenal jauh sebelum peristiwa tersebut. Kabarnya, diceritakan bahwa pada dahulu kala ada seseorang yang sakti bernama Pangeran Syarif Hidayatullah sedang menaiki getek di daerah kali Ciliwung dan kemudian tiba-tiba ia tersedot ke bawah kali dan memasuki sebuah lubang yang terdapat banyak buaya, lalu setelahnya ia muncul kembali di sungai Sunter.

Menurut penuturan salah satu keturunan dari Pangeran Syarif Hidayatullah yang bernama Kyai Haji Syakrim, cerita tersebut benar adanya. Hanya saja ia mengatakan bahwa tidak mengetahui secara pasti waktu kejadian tersebut.

"Saya kurang tahu pasti (kapan) kejadiannya, tetapi terjadi sekitar 400-450 tahun yang lalu," tuturnya, Kamis (21/01).

Untuk membuktikan keakuratan cerita turun temurun tersebut, tim LPM Progress mendatangi rumah Kyai Haji Syakrim untuk mengetahui bukti nyata akan cerita tersebut. Hanya saja, saat itu Kyai Haji Syakrim mengatakan bahwa buku yang ditulis oleh keluarganya secara turun temurun itu hilang beserta dengan peninggalan lainnya.

"Dulu saya sempat melihat Al Quran tua dan tongkat bekas peninggalan kakek saya, tapi sekarang sudah tidak ada," imbuhnya.

Berdasarkan buku 212 Asal-usul Djakarta Tempo Doeloe halaman 189 karya Zaenudin H.M, yang merupakan jurnalis senior Rakyar Merdeka Group, dituliskan bahwa dahulu, di kawasan Lubang Buaya terdapat banyak buaya putih yang menempati sungai-sungai dekat kawasan tersebut dan oleh karenanya tempat itu diberi nama Lubang Buaya.

Menurut Dosen Pendidikan Sejarah Unindra, Ahmad Kosasih, ia menyampaikan bahwa menentukan asal-usul nama Lubang Buaya memungkinkan dengan menggunakan ilmu bantu sejarah, yaitu Ilmu Antropologi dengan berdasarkan cerita masyarakat setempat. Sebab, dalam konteks perspektif, sejarah nama Lubang Buaya itu baru muncul atau melegenda setelah peristiwa G30S/PKI. 

“Dahulu memang sudah ada nama Lubang Buaya, tetapi hanya sebuah kawasan di dalam kawasan. Tidak menutup kemungkinan cerita mengenai lubang buaya ini dutulis berdasarkan cerita mitos, seperti Sejarah Yunani yang dibangun berdasarkan mitologi kuno," ucapnya, Kamis (28/01).

 

 

Penulis: Wahid Abid

Editor: Alinda Dwi Agustin