Kronologis dan Klarifikasi Terkait Kasus Penipuan yang Melibatkan LPM Progress
LPM Progress — Rabu (20/11) Kronologi penelepon misterius yang beberapa waktu lalu sempat menghubungi anggota LPM Progress. Nomor telepon dengan ujung 987 ini juga pernah menghubungi anggota BEM Universitas dan mengatasnamakan alumni LPM Progress.
Berikut kronologi penelepon misterius yang meneror anggota LPM Progress dan sempat mencemarkan nama anggota LPM Progress.
05 Agustus 2019
Zeinal Wujud, salah satu anggota LPM Progress dihubungi oleh nomor tersebut pada pukul 21.50 WIB dengan percakapan kurang lebih 1 menit 16 detik. Dalam percakapannya, “Jane“ panggilan akrabnya menanyakan perihal penelepon tetapi penelepon seolah-olah mengenal Jane.
“Lu gak nge-save nomor gue, ya? parah lu, “ ujar penelpon dengan begitu akrab
Pada tanggal yang sama nomor tersebut juga menghubungi anggota LPM progress lainnya, Dhea Sophia Elisawati pada pukul 21.55 WIB tetapi saudari Dhea dengan sengaja tidak mengangkat telepon tersebut sebab nomor yang tidak dikenal.
Setelah kejadian ini berlangsung, awalnya kami hanya menganggap ini sebagai lelucon yang mungkin dilakukan oleh salah satu anggota kami. Tetapi kejadian ini kembali berlanjut.
18 November 2019
Nomor tersebut kembali menghubungi anggota LPM Progress yaitu Refa pada pukul 20.36 WIB. Penelepon membicarakan hal yang hampir sama seperti ketika menelepon saudara Zaenal Wujud. Obrolan tersebut tercatat dengan waktu 1 menit 49 detik. Seperti biasa, pelaku menanyakan banyak hal dan Refa pun sempat menebak-nebak penelepon tetapi pelaku juga mengatakan hal yang sama.
“Masa udah lama di LPM, nomor gue gak disave. Parah lu, “ ujar pelaku.
Lalu pada hari yang sama nomor tersebut pun menelepon ke anggota LPM Progress lagi yang bernama Syafira pada pukul 20.38 WIB sekitar 59 detik. Kurang lebih percakapannya sama seperti percakapan dengan Refa, tetapi pelaku sempat salah dalam menyebutkan nama. Yang seharusnya menyebut nama Syafira tetapi ia menyebutkan nama Syarifa, pelaku sempat merasa gugup dan memperjelas nama Syafira. Pelaku juga menyebut dirinya sebagai Muhammad Fauzan / Ojan saat ditanyakan oleh Syafira.
Setelah percakapan Syafira dengan penelepon tersebut berakhir, ternyata pelaku menelepon Dhea Shopia, yang beberapa waktu lalu pernah ditelepon tetapi tidak diangkat, kali ini Dhea mencoba mengangkat telepon tersebut. Dhea menduga bahwa pelaku adalah kurir pesanan online tetapi ketika diangkat pelaku seperti sudah sangat mengenalnya dengan menyebut beberapa karakternya.
“Dhea Shopia Elisawati yang cerewet dan bawel,” ujar penelepon yang seolah-olah sudah mengenal Dhea.
Kemudian, di hari itu juga pada pukul 20.52 WIB, Yolva salah satu anggota Persada Choir Unindra sempat dihubungi oleh nomor tersebut dengan motif meminta nomor telepon Fahmi, salah satu anggota BEM Universitas. Dalam percakapan kurang lebih 2 menit, Yolva mengatakan “Dia (pelaku) mengaku sebagai teman Fahmi berinisial A, dengan kedok meminjam uang melalui M-banking.“ Awal nya saudari Yolva masih berpikiran positif, ia menganggap mungkin hal ini penting, kecurigaan mulai ia rasakan ketika pelaku mengarah ke peminjaman uang.
Ketika pelaku telah mengantongi nomor telepon Fahmi Zamzami, pelaku langsung menghubungi Fahmi pada hari itu juga pukul 20.55 WIB. Sekitar 3 menit 15 detik durasi percakapan mereka yang telah kami rangkum.
Saat itu pelaku menelepon dengan terburu-buru, ia sempat beberapa kali meyakinkan Fahmi bahwa dia adalah Ega (alumni LPM Progress). Pelaku yang menyebut dirinya Ega mengatakan bahwa ia sedang ada di bandara, namun tiket yang ia pesan hangus oleh sebab itu ia meminta bantuan Fahmi untuk mengirimkan sejumlah uang.
“Gue lagi di bandara nih, tiket gue angus. Gue minta tolong, transfer dulu ke gue soalnya gue mau jalan.” Kurang lebih begitulah percakapan yang terjadi.
Saat itu Fahmi tidak langsung mentransfer uang, tetapi memilih menanyakan kepada salah satu anggota BEM Universitas yaitu Elisa. Elisa cukup banyak mengetahui siapa saja anggota LPM Progress karena ia dulu pernah ada di lingkup organisasi Progress. Setelah ditanyakan, Elisa mengatakan bahwa itu bukan nomor telepon Ega. Lalu, kami mencoba menghubungi Ega. Setelah kami menanyakan perihal tersebut, Ega mengatakan bahwa itu bukan dirinya dan tidak mengenal nomor tersebut.
Dari kejadian-kejadian ini kami ingin mengklarifikasi bahwa anggota LPM Progress tidak pernah menelepon saudara Fahmi untuk meminjam sejumlah uang dan bahkan anggota LPM Progress pun masih resah dengan keberadaan peneror dengan nomor telepon yang ketika kami cari di sejumlah web ternyata memang sudah banyak menipu orang-orang. Kami mengimbau bagi para teman-teman ormawa atau mahasiswa umum untuk berhati-hati jika mendapat telepon dari nomor ini 08122002987, karena sampai saat ini kami masih mendalami motif penipuan yang dilakukan nomor tersebut.
Penulis : Ayu / Alfat
Editor : Eriva