KIBAR : Pengayaan Pembelajaran Sastra Berbasis Digital

KIBAR : Pengayaan Pembelajaran Sastra Berbasis Digital

Sumber Gambar: Akademisi.co.id

LPM PROGRESS - Perkembangan Teknologi Informasi diibaratkan seperti pisau bermata dua, di satu sisi kalangan remaja atau pelajar makin terkondisi dengan teks-teks pendek seperti puisi. Namun disisi lain Teknologi Informasi juga menciptakan peluang untuk menampung semangat bersastra bagi kalangan muda atau pemula di platform digital.

(28/10) Konferensi Internasional Berbahasa Indonesia (KIBAR) yang diadakan oleh Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) resmi digelar. Acara yang diselenggarakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting dengan mengusung tema "Bersatu menuju Indonesia Maju, bersama menjadikan Bahasa Indonesia mendunia".

Keputusan bersama antara Unindra dengan Forum Dewan Guru Besar Indonesia menyepakati lahirnya KIBAR 2020 dengan menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Internasional, juga sebagai bentuk dukungan Peringatan Bulan Bahasa dan Hari Sumpah Pemuda.

Diawali dengan sambutan dari Dendi Pratama selaku Ketua Panitia KIBAR dan Prof.Dr. Sumaryoto selaku rektor Unindra, serta para dosen dari berbagai penjuru tanah air. Selain itu, acara ini juga menghadirkan empat pembicara utama, yakni Prof. Dr. Setya Yuwana, M.A (Universitas Negeri Surabaya), Asst. Prof. Siriporn Maneechukate (Maejo University, Thailand), Prof. Dr. Koh Young Hun (Hankuk University of Foreign Studies, Korea Selatan).

Dalam serangkaian acara Seminar Internasional yang berlangsung, juga terdapat sesi diskusi sesuai dengan bidang kajian yang diminati. Salah satunya di bidang Pendidikan dan Teknologi yang dikaji oleh Doktor Mu’jizah, Peneliti Puslitbang Lektur, Khazanah, Keagamaan Kemenag. Ia dan rekannya, Suryono Suyatno, Winci Firdaus dan Rohim menyampaikan sebuah artikel penelitian yang berjudul “Pengayaan Pembelajaran Sastra Berbasis Digital : Vista Sastra”.

Dalam kajiannya, Vista Sastra merupakan produk dari penelitian kelayakan bahan bacaan sastra untuk siswa SMA. Hal itu bertujuan agar siswa dapat membaca, menciptakan dan mengapresiasi sastra dengan panduan dan bimbingan sastrawan. Mereka juga dapat berdiskusi dalam ruang forum dengan bahan pembelajaran yang terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman.

Sebagaimana kekayaan sastra menjadi salah satu bukti tingginya literasi di Indonesia, pembelajaran sastra  berbasis digital pun sangat dibutuhkan saat ini. Untuk itu, Perkembangan teknologi perlu dimanfaatkan secara maksimal dengan pembelajaran sastra secara digital, sehingga keterbatasan ruang dan waktu dapat diatasi.

 

Penulis: Shalsabila Inez

Editor: Fitriyatul Hasanah