Ketika Skripsi Terkendala Situasi

Ketika Skripsi Terkendala Situasi

Ilustrasi oleh Konten Kreatif LPM Progress

 

LPM Progress — Untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, mengharuskan masyarakat agar selalu berada di rumah. Di dalam dunia perkuliahan, hal ini berdampak bagi mahasiswa serta mahasiswa tingkat akhir yang mendapatkan kendala dalam penyelesaian tugas akhir. Dengan demikian, mereka sulit untuk mencari referensi bahan skripsi maupun bimbingan dengan dosen karena harus tetap berada di rumah.

Dengan keterlambatan dosen pembimbing untuk membalas pesan yang dikirimkan oleh mahasiswa dan merevisi skripsi mahasiswa yang lama membuat mahasiswa menjadi sulit untuk melanjutkan ke bab selanjutnya. Kendala tersebut dirasakan oleh Mega Shintya salah satu mahasiswi Uninversitas Indraprasta PGRI (Unindra) tingkat akhir dari program studi (prodi) Informatika. 

"Kendala yang saya rasakan adalah tentang menghubungi dosen. Setiap dosen berbeda responnya , ada yang cepat ada juga yang lama. Jadi kita harus menunggu balesan email maupun chat melalui WhatsApp. Terlebih jika ada revisi, itu jadi sungkan untuk bertanya panjang lebar," ucap Mega, saat dihubungi (15/5).

Begitu juga yang dirasakan Nike Dyah Ayu Fatmawati, mahasiswi prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Nike merasa komunikasi yang salah tanggap membuatnya sulit menyusun skripsi di saat seperti ini, karena hanya bisa memanfaatkan alat komunikasi tanpa bertatap muka langsung.

"Sering terjadinya miscommunication antara maksud dosen dengan hal yang ditangkap mahasiswa, penjelasan dosen pembimbing yang kurang jelas," ujar Nike, saat dihubungi (17/5).

Kendala juga dialami oleh dosen pembimbing, banyaknya mahasiswa yang dipegang untuk direvisi membuat dosen kewalahan dengan penggantian jam bimbingan dengan mahasiswa. Dengan membagi waktu antara urusan merevisi skripsi mahasiswa maupun kehidupan pribadi. Salah satunya dosen Unindra yaitu Condro Endang dari prodi Pendidikan Matematika. Beliau mengaku terkadang sulit mengatur waktu akibat anaknya yang masih kecil sulit untuk ditinggal disaat sedang merevisi skripsi mahasiswanya dan yang biasanya disiplin kapan tidur dan makan sekarang menjadi kurang teratur disaat seperti ini.

“Ada kendala anak, karena biasanya saya kalau mengajar anak saya titip daycare. Sedangkan saat Corona gini daycare tutup, saya bisa (merevisi) jika anak saya sudah tidur,” ucap Dosen Condro Endang, saat dihubungi (22/5).

Menurut beliau juga menyusun skripsi di saat seperti ini cepat atau lambat itu tergantung bagaimana mahasiswa yang menghadapi dan melakukan skripsinya. Dengan demikian mahasiswa harus lebih mementingkan yang terlebih dahulu dilakukan. Condro Endang pun memberikan solusi jika mahasiswa bisa menggunakan referensi sumber selain dari buku, yaitu berupa web yang bisa dilihat untuk mencari referensi seperti: sinta.ristekbrin.go.id, rama.ristekbrin.go.id, arjuna.ristekbrin.go.id, garuda.ristekbrin.go.id, anjani.ristekbrin.go.id, dan juga idmenulis.ristekbrin.go.id.

Terkait proses pengumpulan data untuk skripsi di saat pandemi Covid-19 ini, mahasiswa diharuskan membaca referensi dari berbagai buku. Kemampuan mahasiswa dalam hal keuletan dan kepercayaan diri dalam mengerjakan skripsi dituntut dalam kondisi seperti ini. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang tidak dapat mengunjungi perpustakaan, riset langsung, maupun dengan cara membagikan angket.

Meski demikian, Sumaryoto selaku Rektor Unindra memberikan pernyataan bahwa kelonggaran dalam penyusunan skripsi saat ini dengan tidak melakukan riset yang mengharuskan mahasiswa keluar rumah.

"Mahasiswa harus berupaya menyelesaikan tugas akhir ini dengan tepat waktu. Selain itu lembaga juga sudah memberikan kelonggaran dalam penyusunan TA (Tugas Akhir)/Skripsi/Tesis tidak harus riset lapangan dengan survei atau experiment. Lembaga menganjurkan melakukan riset deskriptif/kualitatif atau literatis saja," ucap Sumaryoto, saat dihubungi (21/5).

Dalam surat edaran Mendikbud No.302/E.E2/KR/2020, poin satu mengatakan bahwa, masa belajar paling lama bagi mahasiswa yang seharusnya berakhir pada semester genap 2019/2020, dapat diperpanjang satu semester, dan pengaturannya diserahkan kepada Pimpinan PT sesuai dengan kondisi dan situasi setempat. Terkait hal tersebut, Sumaryoto berpesan kepada mahasiswa tingkat akhir agar berupaya menyelesaikan skripsi tidak melebihi masa semester delapan sebab jika terjadi perpanjangan semester, maka mahasiswa harus tetap melakukan pembayaran sesuai dengan mekanisme pembayaran tiap per semesternya.

“Bagi mahasiswa yang sedang menulis skripsi/TA, harus diselesaikan tepat waktu, selambat-lambatnya akhir Agustus 2020. Jika tidak diselesaikan dengan baik, maka akan terkena perpanjangan semester. Jika ada kendala atau masalah baik dalam bimbingan maupun riset, segera hubungi prodi yang terkait,” ujar Sumaryoto, saat dihubungi (21/5).

 

Reporter : Muhammad Rifqi
Penulis : Alamanda Firdaus
Editor : Intan Juniwiranti