Ketidakpastian Mahasiswa dalam Menerima KTM

Ketidakpastian Mahasiswa dalam Menerima KTM

Sumber gambar: Dok/LPM Progress/Hea Utriani

 

LPM Progress – Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) kembali membuka pengajuan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) periode 2019, 2020, 2021, dan 2022 sejak 17 Desember 2022 lalu. Informasi tersebut diunggah melalui Instagram @unindra.info.

Menurut informasi yang terdapat pada postingan Instagram @unindra.info, langkah pertama saat mengirimkan KTM adalah menginstruksikan mahasiswa untuk memindai barcode yang tertera di postingan Instagram, kemudian mahasiswa diminta untuk mengisi Google Formulir yang tersedia. Adapun persyaratan pengajuan KTM, seperti :

1. Pembuatan KTM hanya bisa dilakukan satu kali, sesuai dengan masa berlakunya KTM.

2. Pengiriman foto maksimal upload foto adalah 5 MB dengan ketentuan pria dan wanita menggunakan kemeja putih serta jas almamater Unindra. Bagi wanita yang berhijab menggunakan hijab putih polos dan pria berdasi hitam. Sudah tertera contoh gambar untuk cara berfoto.

3. Jika tidak sesuai ketentuan yang sudah ditentukan, KTM tidak dapat diproses.

4. Mengunduh dan isi Pakta Integritas yang sudah disediakan.

Ketidakmerataan pembagian informasi KTM yang dibagikan melalui media WhatsApp tersebut membuat para mahasiswa mengeluh di kolom komentar Instagram @unindra.info. Salah satunya mahasiswa bernama Yasmin dari Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia semester 5.

"Aku udah ngisi formulir KTM sekitar bulan Juni, setelah itu aku dihubungin pihak kampus buat masukin biodata lagi dan diminta untuk foto ulang menggunakan almamater dan kerudung putih sambil nunjukin NPM dan nama. Tapi setelah itu, udah gak ada informasi lagi terkait KTM sampai awal bulan Januari kemarin," ujar Yasmin melalui pesan WhatsApp (30/1).

Yasmin juga menambahkan bahwa teman-teman lainnya sudah mendapatkan pesan WhatsApp dan diminta untuk mengambil KTM di awal Januari 2023, tetapi dirinya tak kunjung mendapatkan pesan tersebut. Namun, saat Yasmin mendatangi Biro Administrasi Kemahasiswaan dan Alumni (BAKA) untuk mengambil KTM dengan temannya yang menerima pesan WhatsApp, Yasmin justru menerima KTM tersebut tanpa ada pesan WhatsApp dari pihak kampus. Meski disebutkan dalam aturan, hanya penerima pesan WhatsApp yang dapat mengambil KTM sesuai jadwal yang sudah ditentukan.

Setelah ditelusuri oleh tim LPM Progress, akun instagram @officialunindra dan @unindra.info juga tidak memberikan informasi kejelasan terkait pembagian KTM yang sudah bisa diambil mahasiswa. Hal ini juga membuktikan bahwa pembagian KTM hanya melalui media WhatsApp saja, sehingga pembagian KTM ini tidak merata ke semua mahasiswa.

Saat diwawancarai di kampus A Unindra, Achmad Sarwandianto selaku Kepala Biro Kemahasiswaan mengatakan, “Hal pertama dalam pengajuan KTM adalah foto diri yang harus sesuai dengan format KTM. Nah, rata-rata para teman mahasiswa belum sesuai. Padahal kami sudah memberi contohnya. Hal itu yang menghambat pencetakan KTM," ungkapnya (25/1).

Achmad Sarwandianto juga menyatakan penolakan permohonan KTM karena foto yang blur dan file foto yang diserahkan rusak. Salah satu hal yang menghambat proses pembuatan KTM dikarenakan beberapa hal dan masih berlangsungnya penerimaan mahasiswa baru. Selain itu, Achmad Sarwandianto mengungkapkan masih banyak KTM yang sudah jadi namun tidak diambil mahasiswa, hampir satu kantong plastik hitam berisi KTM.

"Pertama kami mencatat pendaftaran, kemudian kami mencoba menghubungi mahasiswa. Terkadang pesan WhatsApp kita diabaikan karena diperlakukan sebagai nomor tak dikenal. Meskipun kami telah membagikan bahwa ini adalah nomor kemahasiswaan, itu juga tercantum di Google Formulir. Jika ada kendala, silakan hubungi nomor ini untuk bagian kemahasiswaan," lanjutnya.

Ia juga meminta mahasiswa untuk memahami pencetakan KTM dan pengajuan KTM yang ditolak karena mahasiswa salah mengambil foto diri. Mahasiswa tidak menggunakan almamater Unindra melainkan almamater kampus lain atau jas bebas.

Hingga saat ini, pihak kemahasiswaan belum bisa memberikan kepastian kapan KTM siap dibagikan kepada mahasiswa. Achmad Sarwandianto mengatakan jika ingin mencetak KTM dengan cepat bisa menghubungi bagian kemahasiswaan, namun yang akan disediakan berupa kertas yang sudah dilaminating. Dan jika ingin lebih cepat lagi Achmad Sarwandianto menyarankan agar mahasiswa menggunakan KTM digital yang sudah tersedia di Sistem Informasi Kemahasiswaan dan Akademik (SIKA).

 

Penulis : Hea Utriani

Wartawan : Ainur Rofiqoh

Editor: Edi Satria