Kajian Bahasa dan Sastra dalam Konferensi Internasional Berbahasa Indonesia

Kajian Bahasa dan Sastra dalam Konferensi Internasional Berbahasa Indonesia

Ket. Gambar : Pemateri Dr. Siriporn Maneechukate menjelaskan pandangan Thailand terhadap Bahasa Indonesia dalam acara KIBAR. (Sumber: Youtube Universitas Indraprasta).

 

LPM Progress – Rabu (28/10) Konferensi Internasional Berbahasa Indonesia (KIBAR) yang diadakan oleh Universitas Indraprasta PGRI (Unindra)  telah sukses dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Meeting.  Acara ini mengambil tema “Bersatu Menuju Indonesia Maju, Bersama menjadikan Bahasa Indonesia Mendunia". Pelaksanaan KIBAR diisi oleh Rektor Universitas Negeri Surabaya, Prof Dr. Setya Yuwana, M.A., Maejo University, Thailand, Asst Prof. Siriporn Maneechhukate, T.S. Dr. Maria Binti Mohammad dari Politeknik Ibrahim Sultan Malaysia, dan Prof. Dr. Koh Young Hun, Hankuk University of Foreign Stuies (HUFS), Seoul, Korea. 

Kegiatan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan para peserta menuju Indonesia maju, menjadikan bahasa Indonesia bahasa yang mendunia, dan juga memberikan ruang untuk menjalin relasi dan meningkatkan kompetensi dalam membangun jaringan internasional.

Dalam serangkaian acara seminar internasional ini juga terdapat diskusi mengenai Kajian Bahasa dan Sastra yang diisi oleh Prof. Dr. Nandra, M.S., Dr. Wadji, M.Pd., dan Devi Ambarwati Puspita M.Pd. Oleh karena itu, peserta dalam kegiatan ini adalah akademisi, baik itu mahasiswa, dosen, maupun profesional di bidang linguistik bahasa dan sastra. 

Dalam konferensi yang diisi oleh Prof Dr. Nandra, M.S. ia menjelaskan  kajian bahasanya mengenai Isolek Renai, Isolek Renai adalah salah satu isolek bahasa melayu yang digunakan di desa Renah Alai, Kecamatan Jangkat Kab. Merangi Provinsi Jambi Nasal. Isolek ini menarik untuk dikaji karena memiliki perkembangan yang berbeda dengan isolek-isolek lain yang ada di sekitarnya. Isolek ini digunakan di daerah yang berdekatan dengan penutur yang berimigrasi di daerah lain, seperti Minangkabau dan Jawa serta berdekatan dengan daerah berpenutur bahasa Kerinci.

Situasi tersebut sangat memungkinkan terjadinya perkembangan isolek yang berbeda dengan isolek-isolek dengan daerah lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan perkembangan nasal dalam isolek Renah Alai dari bahasa induknya, yakni bahasa Melayik Purba.

Ada pula kajian bahasa dan sastra yang disampaikan oleh Dr. Wadji M.Pd mengenai Metafora Binatang dalam sajak-sajak Rendra yang menjelaskan bahwa salah satu keunggulan Rendra dalam sajaknya yaitu kepiawaiannya dalam membangun metafora. Selama ini beberapa kritikus sastra menyatakan bahwa sumber-sumber metafora Rendra dalam sajak-sajaknya berasal dari Tembang Jawa. Ahli kritikus bernama Subagio Sastrowardoyo menyebutkan bahwa sajak-sajak Rendra dipengaruhi oleh sajak-sajak Frederic Garcia Lorca. Banyak metamofora Rendra yang bersumber dari Alkitab, terutama pada metamofora binatang. Tujuan metamofora ini yaitu mendeskripsikan intertekstualitas metamofora binatang dalam sajak-sajak Rendra dan Alkitab.

Devi Ambarwati Puspita M.Pd menyampaikan kajian bahasa dan sastra mengenai Analisis Tindak Tutur Berbasis Kurpus yang menjelaskan bahwa terdapat 57% pelajar mengaku pernah mendapatkan komentar negatif dari orang lain dan menjadi korban perundungan siber, sedangkan 87% pelajar mengaku pernah menjadi pelaku atau bully. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melibatkan peneliti sebagai instrumen penelitian dan memanfaatkan pangkalan data Laboratorium Kebahasaan. Dengan dilakukannya penelitian oleh para peneliti kita mengetahui bahwa dalam bahasa dan sastra mempunyai pembahasan dan pemikiran yang berbeda-beda. Dengan demikian kita juga dapat mengetahui perbedaan dalam teori yang sudah dikaji oleh peniliti-peneliti tersebut. 

 

Reporter : Osep Saepudin

Penulis : Osep Saepudin

Editor : Nira Yuliana