Jalan-jalan di Rumah Saja Dengan Buku “The Naked Traveller 3”
Judul : The Naked Traveller 3
Penulis : Trinity
Genre : Buku Perjalanan
Penyunting : Ikhdah Henny
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tahun terbit : 2014 (Edisi II Cetakan Pertama)
Tebal halaman : 292 halaman
Nomor ISBN : 978-602-1246-08-5
Siapa yang sudah kangen jalan-jalan? Meski pembatasan sosial sudah dilonggarkan, namun bukan berarti semua tempat wisata sudah dibuka. Oleh karenanya, hiburan alternatif tetap diperlukan. Salah satunya dengan membaca buku The Naked Traveller 3.
Buku yang ditulis oleh Trinity ini merupakan salah satu sekuel dari kompilasi buku The Naked Traveller. Buku ini berisi tentang cerita-cerita dari sang penulis selama jalan-jalan ke berbagai tempat, baik di dalam maupun di luar negeri.
Salah satu ceritanya adalah ketika berkunjung ke Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, Binongko (Wakatobi). Diceritakan bahwa Trinity dan teman-temannya berangkat pada pukul 03.00 karena pesawat akan lepas landas menuju Makassar pukul 05.00. Sesampainya di Makassar, perjalanan pun dilanjutkan dengan naik pesawat kecil menuju Wanci, salah satu daerah di Pulau Wangi-Wangi. Sesampainya di Wanci, mereka mesti menginap sebelum melanjutkan perjalanan menuju Pulau Tomia menggunakan speed boat.
Perjalanan itu terbayar dengan keindahan alam di bawah laut Pulau Tomia. Keindahan tersebut dibuktikan dengan adanya kumpulan terumbu karang yang bentuknya beraneka ragam. Dengan beragamnya terumbu karang tersebut, spesies di sekitarnya pun ikut beragam seperti clownfish, bumphead parrot fish, lobster, penyu, serta barakuda. Bahkan, terdapat gerombolan ikan yang berenang secara cepat yang dapat disaksikan pada pukul 06.00 di situs bernama Table Coral City.
Cerita di atas baru secuil dari cerita-cerita lainnya yang ditulis Trinity di dalam buku ini. Dia menulis semua cerita itu dengan kata-kata yang mudah dimengerti. Ditambah lagi dengan pemilihan kata dalam bahasa gaul yang seolah memberi kesan bahwa dia ingin mengakrabkan diri dengan para pembacanya.
Selain tulisannya yang enak dibaca, Trinity juga memiliki karakter yang blak-blakan atau jujur apa adanya. Dia tidak ragu untuk mengungkapkan hal-hal apa pun yang dialami atau diamatinya, sekalipun hal itu terdapat unsur negatif. Di dalam buku ini, terdapat beberapa bagian yang menunjukkan bahwa sang penulis memiliki karakter yang blak-blakan. Salah satu contohnya seperti bagian dimana dia menuliskan tentang karakter para wisatawan asal Indonesia yang pemboros.
Sikap jujur dari penulis buku ini patut diacungi jempol. Hal ini karena dia menulis sesuai dengan isi hati dan pikirannya yang tidak dicemari oleh pihak mana pun.
Selain sikapnya yang jujur, Trinity juga memiliki sikap yang berani untuk mencoba hal baru. Contohnya seperti pada bagian saat dia tertantang untuk mencari makanan non halal di Banda Aceh. Menurut saya, sikap beraninya itu patut dicontoh dalam kehidupan. Sebab, hidup tidak akan berkembang kalau tidak berani mencoba hal baru.
Jika ingin mencoba hal-hal baru melalui jalan-jalan, di buku ini juga tersedia beberapa tips seperti tips mencari informasi penting terkait perjalanan ke suatu tempat, tips agar bisa ke luar negeri secara gratis, tips untuk mengisi waktu selama di bandara, serta tips menggunakan kamera saku digital selama jalan-jalan.
Di balik kelebihan yang dimilikinya, terdapat pula kelemahan dari buku ini. Di dalam buku ini, terdapat bagian yang menceritakan tentang hal-hal yang menjijikkan. Seperti pada bagian yang menceritakan tentang perilaku seorang turis yang membuang hajat di celana.
Terlepas dari kekurangannya, buku ini tetap layak untuk dibaca di sela-sela waktu selama di rumah. Selain menghibur, ilmu-ilmu baru juga bisa didapat. Buku ini masih tersedia di beberapa marketplace. Selamat membaca dan 'berjalan-jalan' di rumah.