Buntut dari Peraturan Nyeleneh dan Kebijakan yang Belum Terealisasi, Rektor Gunadarma Didemo Mahasiswa
Sumber gambar: Dok/LPM Progress/Andini Dwi Noviyanthi
LPM Progress—Kamis (31/3), Mahasiswa Universitas Gunadarma melakukan aksi menuntut kebijakan yang telah dikeluarkan pada 9 Maret 2020 lalu. Aksi yang dihadiri dari berbagai mahasiswa Gunadarma Depok ini menuntut mengenai transparansi, fasilitas, pecahan blangko, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), dan lainnya.
Massa aksi melakukan orasi, menyanyikan Mars Mahasiswa hingga Indonesia Pusaka. Mereka rata-rata mengenakan almamater, dan membentangkan banyak spanduk protes, seperti “Janji=formalitas, Gunadarma banyak janji,” “Tagihan pembayaran utuh, namun fasilitas kampus tak tersentuh”.
Dalam aksi ini mereka menuntut mengenai kebijakan yang belum terealisasikan hingga saat ini. Bram selaku Humas aksi menyampaikan, bahwa pihak rektorat belum melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan dan malah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang nyeleneh.
"Kita membawa 8 tuntutan. Kita menuntut mengenai kebijakan yang tidak terealisasikan sampai saat ini dan kebijakan-kebijakan baru yang nyeleneh," ujar Bram saat diwawancarai.
Aksi yang dilakukan secara longmarch ini menuntut beberapa hal seperti: Pertama, menuntut kampus menyempurnakan regulasi kebijakan pecah blanko; kedua, menuntut adanya transparansi biaya perkuliahan dan transparansi anggaran; ketiga, menuntut diberlakukannya statuta kampus; keempat, menuntut kejelasan sertifikasi profesi (LSP) untuk semua mahasiswa; kelima, menuntut kampus untuk melibatkan mahasiswa atau perwakilan mahasiswa dalam pembuatan dan perencanaan suatu kebijakan yang diterbitkan; keenam menuntut pemerataan fasilitas di semua region Universitas Gunadarma; ketujuh, tuntutan diberlakukan di semua region Gundar; serta menuntut kesejahteraan seluruh Civitas Academica Universitas Gunadarma.
Selama aksi berlangsung, massa aksi memaksa untuk bertemu dengan pihak rektorat ke dalam kampus. Namun, sampai berita ini diterbitkan pihak rektorat hanya menyampaikan melalui perwakilannya untuk melakukan audensi secara tertutup dengan BEM dari masing-masing fakultas. Bram juga menuturkan bahwa massa aksi akan terus meminta masuk ke dalam kampus untuk menemui pihak rektorat.
Penulis: Andini Dwi Noviyanthi
Editor: Dwi Kangjeng