Belajar Menyelamatkan Diri Sendiri dalam Buku "MANUSIA dan BADAINYA"
Belajar Menyelamatkan Diri Sendiri dalam Buku "MANUSIA dan BADAINYA"

Belajar Menyelamatkan Diri Sendiri dalam Buku "MANUSIA dan BADAINYA"

Sumber gambar: Dok/LPMProgress/FazaPutri

 

 

 

Judul Buku                          :  Manusia dan Badainya

Penulis                                 : Syahid Muhammad

Penerbit                               : Gradien Mediatama

Cetakan                                : 2022

Jumlah halaman               : 300 Halaman

Nomor edisi                        : ISBN 978-602-208-212-5

 

 

 

Novel Manusia dan Badainya, buku ke-9 karya Syahid Muhammad mengisahkan seorang pemuda yang hampir menyerah dengan seluruh kehidupannya. Buku ini menceritakan tentang perjalanan hidup seorang pemuda bernama Janu yang ditemani oleh suara-suara di kepalanya. Dimulai dari menghadapi banyak rasa trauma dan menggantungkan harapan berlebihan kepada manusia. Alhasil, banyak kekecewaan yang dirasakan Janu  terutama dalam kisah percintaannya.

Pada halaman awal buku, diawali dengan keresahan tokoh utama dalam menjalani kehidupannya. Pola asuh lingkungannya yang kurang baik hingga berkali-kali datang ke pusat terapi kesehatan mental untuk menyembuhkan suara-suara yang hadir dalam benaknya. Banyak kejadian yang dirasakan oleh Janu dalam hidupnya dari kematian ayahnya, serta hubungan Janu yang tidak berlangsung baik dengan ibunya.

Menuju perjalanan pulih, Janu mulai dapat menerima suara-suara yang ada di kepalanya. Janu menganggap bahwa suara batin yang ada dalam pikirannya bahkan dapat dijadikan teman yang sama sepertinya. Tidak hanya itu, di dalam novel ini Janu juga ditemani sahabatnya yang terus mendukungnya dikala susah dan senang.

Buku ini terlihat sederhana dan menarik untuk dibaca, penceritaan dalam buku ini menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh tokoh utama dimulai dari keluarga, percintaan dan pertemanan. Tidak hanya berfokus pada kisah tokoh utama, novel ini juga memberikan sudut pandang orang-orang terdekat.

Ketertarikanku pada buku ini dikarenakan banyaknya kata-kata puitis yang dapat menggambarkan keadaan pembaca serta alur cerita penulis mudah untuk dipahami. Setiap penceritaan buku ini, aku merasa sangat cocok dengan buku ini. Awalnya aku merasa “ah, hanya novel pada umumnya,” tapi setelah membaca 10 halaman dari novel ini, pembaca ikut terhanyut ke dalam alur ceritanya. Sampul buku ini juga sudah menjelaskan dengan kata-kata “sebuah novel tentang healing, perjalanan menuju pulih.”

Novel ini ditujukan kepada pembaca agar tidak lagi mencari orang untuk menyelamatkan dan menyembuhkan luka. Melainkan belajar bagaimana cara menyelamatkan diri sendiri. Karena dengan begitu, tidak seharusnya menuntut seseorang bertanggung jawab terhadap penderitaan yang bukan milik mereka. 

Kelebihan buku ini, banyak mengangkat sudut pandang proses pemulihan dari segala permasalahan umum yang dirasakan oleh banyak orang. Saat membaca buku ini, kita akan tersadar ternyata tidak hanya diri sendiri yang mempunyai badai dalam kehidupan, tetapi semua orang mempunyai badainya masing-masing. Novel ini juga banyak mengulik persoalan tokoh yang terlibat.

Selain kelebihannya buku ini juga memiliki kekurangan, yaitu banyak kata puitis yang disajikan oleh penulis tetapi dalam bentuk makna tersirat dan tidak mudah dipahami bagi sebagian pembaca. Kesimpulan dari novel Manusia dan Badainya mengingatkan kita para pembaca untuk tetap bertahan dan tidak menyerah dengan kehidupan walaupun badai datang menerpa. Bagaimanapun, setiap orang memiliki badainya masing-masing dan semesta memberitahu jika setiap orang memiliki kekuatan dalam mengendalikan diri dan berdiri di atas keputusan sendiri.

 

Penulis: Faza Putri

Editor: Putri Dwisari