Aksi Lanjutan Mahasiswa Universitas Nasional
LPM Progress — Rabu, (24/6) aksi lanjutan mahasiswa Universitas Nasional (Unas) yang tergabung dalam unas gawat darurat (UGD) meminta rektorat untuk audiensi terbuka dengan memberikan beberapa tuntutan "Berikan Pemotongan 50%-65% biaya kuliah di masa pandemik dan berikan transparansi pendapatan kampus, serta mengecam tindakan intimidasi terhadap mahasiswa yang menuntut aspirasi dan permasalahannya."
Aksi sudah berjalan hampir seminggu tetapi pihak kampus tidak memberikan tanggapan terhadap para mahasiswa. Pihak kampus hanya melakukan pemanggilan melalui Dekan, mahasiswa yang dipanggil tersebut ialah Nur Suni jurusan Sosiologi, 2019 dengan alasan untuk mengklarifikasi.
Terdapat 27 mahasiswa yang dipanggil lebih dahulu oleh komisi disiplin dengan ancaman akan didrop out dan dituntut dengan UU ITE. Dari sekian banyaknya mahasiswa unas hanya segelintir mahasiswa yang mengikuti aksi tersebut.
"Mereka respek tapi mereka takut karena intimidasi. Jadi mereka kelihatannya apatis," ujar Abdi selaku mahasiswa Unas jurusan Sastra Indonesia, 2018.
Hanya beberapa mahasiswa yang mengikuti aksi tersebut,Thariza mahasiswa Unas dari program studi (prodi) Sastra Inggris mengatakan,
"Kenapa mereka harus tutup mata dan telinga, sudah ikut gini-ginian dan harusnya terbuka gitu."
Walaupun hanya beberapa mahasiswa yang ikut aksi, namun tidak menyurutkan semangat mahasiswa dari pagi hingga sore hari untuk tetap menyuarakan tuntutannya. Karena sifat kampus tidak demokratis, membuat mahasiswa menjadi apatis terhadap tindakan yang dilakukan oleh pihak kampus.
"Rata-rata mereka pada takut mengikut demo di kampus, tetapi mereka ikut demo DPR. Pernah ajak teman tapi pikirannya tidak sejalan. Menurutnya bisa diselesaikan dengan cara yang lain," tutur Elsa mahasiswa prodi Sastra Inggris.
Banyaknya mahasiswa yang mengeluhkan terhadap penuhnya biaya semester di tengah pandemi korona, tetapi tidak mau mengikuti aksi dikarenakan takutnya terhadap pihak kampus.
"Belakangan temannya itu sendiri malah protes karena bayaran semester depan tetap full,"tambah Elsa.
Sifat tidak demokrasi oleh pihak kampus sudah ada sejak tahun 2013 dan itu terus diperpanjang. Dari pihak mahasiswa pun tidak menanyakan ataupun melakukan aksi terhadap pihak kampus.
“Mungkin dari kampusnya sudah keenakan tidak ada yang mengkritisi,” tegas Thariza.
Meskipun sedang diguyur hujan mereka tetap melanjutkan aksinya sampai tuntutan mereka dipenuhi oleh pihak rektorat.
Sampai saat ini (25/6), pihak humas dari Rektorat Universitas Nasional (Unas) tidak merespon ketika dimintai keterangan terkait demo mahasiswa yang berlangsung kemarin dari pagi hingga sore hari.
Reporter : Ilham Fadilah
Penulis : Ahmad Alfarizki
Editor : Irfan Zidni